Kamis, 03 Februari 2011
BUNDA
Bunda. . .
Kau tak peduli berapa tetes darah yang kau buang agar ku bisa melihat dunia.
Kau tak peduli nyawamu hilang agar ku mampu merasakan sebuah kehidupan.
Kau tak pedulikan rasa kantukmu tuk hentikan tangisku yang memecah malam.
Kau tak pedulikan rasa letihmu tuk menjagaku.
Kau tak pedulikan berapa tetes keringat yang kau gadaikan tuk merawatku.
Kau tak pedulikan rasa rindu dan sakit hatimu ketika ku tlah dewasa dan beralih meninggalkanmu.
. . . . . .
Coba renungilah sesaat. . .
Dikala ibumu tertidur lelap.Dan sangat lelap. . .
Matanya tak mampu lagi terbuka.
Senyumnya tak lagi mampu hiasi wajahnya.
Tangannya tak mampu lagi mengusap lembut pipimu.
Kakinya tak mampu lagi bergerak tuk membuat sarapan untukmu.
Apa yang mampu kau lakukan?
Pernahkah kau berfikir setitik saja kau membalas kebaikannya?
Bunda. . .
Maafkan aku yang tak mampu menjadi yang terbaik untukmu.
Maafkan aku yang tak mampu mengembalikan senyummu.
Hanya sebuah doa yang mampu kuberi sebagai kado terindah untukmu. . .
Selamanya. . . .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar