Selasa, 01 Maret 2011

CINTA TAK HARUS MEMILIKI


Khusus buat laki-laki nih bacaannya (wanita juga gpp seh) Sudah menikah? atau belum menikah? Atau akan menikah?, moga tulisan berikut dapat menjadi pelajaran kepada kita bahwa





CINTA TAK HARUS MEMILIKI.





Bagaimana perasaan kita jika pada suatu hari ingin melamar seorang wanita, karena kita adalah orang pendatang, maka, diperlukan-lah teman yang menemani untuk melamar tersebut. Kita sudah membawa berbagai barang dan perhiasan untuk melamar gadis pujaan. Sesampainya di rumah calon mertua, dan maksud melamar sudah tersampaikan eh…sang wanita tertarik kepada teman kita bukan kita. Bagaimana sikap Anda? dan ini kisah nyata loh.





Baca kisah menariknya berikut ini,





Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.





Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.





”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.





”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.





”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.





”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”





Jelas sudah.





Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman.





Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.





”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”





Cinta tak harus memiliki.





Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.





Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan. Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis.





=====





Judul Asli : Ketika Salman Al Farisi Melamar Wanita


Sumber: Salim A Fillah. Jalan Cinta Para Pejuang. 2008. Yogyakarta: Pro-U Media

~KESIBUKAN PARA MALAIKAT DI SURGA~ [renungan]


Seseorang bercerita, aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.

Memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata,"

Ini adalah Seksi Penerimaan.
Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian,....
aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang. lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata,
"Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman.
Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses
dan dikirim ke manusia-manusia yang masih
hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu.
Ada banyak malaikat
yang bekerja begitu keras karena ada begitu
banyaknya permohonan yang
dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku,

hanya ada satu malaikat yang duduk
disana, hampir tidak melakukan apapun.
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan.
Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan
disini?", tanyaku.

Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. "
Setelah manusia menerima rahmat
yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang
mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas Rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat.

"Cukup berkata,
'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN,
Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.

Malaikat-ku menjawab,

"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es,
Pakaian yang menutup tubuhmu,
atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur,
Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu,
dan uang-uang receh,
maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu,
engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga....
Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ...
engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat ....Maka,engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika,........
engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada
ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan,atau kematian ...
M a k a,....engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang didunia.

"Jika,....orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ...
Maka,.....engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,
maka,.....
engkau bukanlah seperti orang kebanyakan,
engkau unik dibandingkan emua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika,...engkau dapat membaca pesan ini,
maka engkau menerima rahmat ganda yaitu
bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu, berpikir bahwa engkau
orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati
daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.

Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua
teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa
dirahmatiNya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa,
''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu.''(QS:Ibrahim (14) :7 )

Membangun Kemampuan Mencintai


Pada mulanya cinta adalah gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Selanjutnya adalah kemauan baik yang menjembatani gagasan itu menuju alam kenyataan. Sisanya adalah kemampuan. Cinta yang hanya berkembang di batas gagasan dan kemauan baik akan tampak seperti pohon rindang yang tidak berbuah.
Bagian cinta yang pertama dan kedua, gagasan dan kemauan baik, biasanya terbentuk dari serangkaian penghayatan akan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keagamaan tentang kehidupan dan hubungan antar manusia di dalamnya, hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan alam. Sedalam apa itu penghayatan dalam diri seorang pencinta, sedalam itu pula sumber energi yang ada di dalam dirinya.
Tapi bagian ketiga dari cinta, kemampuan, memerlukan latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi, kita harus belajar dan berlatih bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang yang kita cintai, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita mau menumbuhkan sang kekasih, kita harus belajar dan berlatih bagaimana bertumbuh sendiri terlebih dahulu. Begitu seterusnya: memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan produktif.
Membangun kemampuan mencintai berarti membangun kemampuan produktif dalam diri kita. Menjadi seorang pecinta sejati berarti menjadi seorang produktif yang selalu berorientasi bukan saja pada proses, tapi juga terutama hasil akhir. Produktivitas adalah indikator kematangan seorang pecinta. Seorang pecinta yang tidak produktif adalah pohon rindang yang tidak berbuah.
Ini sisi cinta yang paling rasional dan paling berat: belajar dan berlatih untuk menjadi produktif. Ini bukan pelajaran tentang bagaimana menguntai kata-kata cinta. Atau tentang teknik-teknik merawat cinta kasih. Ini pelajaran tentang bagaimana kita mengembangkan diri, mengubah semua potensi dalam diri kita menjadi kemampuan-kemampuan baru itu menjadi produktivitas.
Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari dalam ke luar. Seorang pencinta sejati adalah seseorang yang mampu keluar dari dirinya sendiri menuju orang lain. Tapi sejauh seseorang sebelum mampu keluar dari dirinya sendiri, ia harus masuk ke dalam dirinya sendiri. Sedalam mungkin. Karena dari kedalaman itulah, ia bisa keluar sejauh mungkin.
Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian keluar dengan cara yang lain. Ini latihan untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya, ini adalah pelajaran tentang bagaimana mengubab kehidupan kita menjadi taman yang lebih indah dipandang dan lebih nyaman dihuni. Karena di sana, kita bertumbuh. Karena dalam pertumbuhan itu, kita berbahagia.

Mengerling Mata Di Rumah Allah

Terbayang jelas di pelupuk mata, betapa nikmat yang diturunkan Allah tak terbilang jumlahnya. Dan betapa kufurnya kadang hati ini untuk sekedar mengingatnya.

“Segala puji bagiMu ya Allah, Tuhan semesta alam,”
“Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Berderai-derai air mataku menyadari kekerdilan diri. Tak kuasa menghitung nikmat Illahi, tapi congkak mengenakan selendang kesombongan. Aku bersujud memuliakan Asma Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Mengulanginya lagi dalam dua prosesi.

Dan saat salam tergumam, aku terdiam. Di sebelah belakang kanan, dibalik sketsel rotan yang dijadikan hijab, tak tampak sesosok tubuhpun. Dan aku ingat benar, selama beberapa hari ini melewatkan pergantian siang di masjid ini, tak sekalipun rombongan jamaah akhwat bersimpuh disana.

Aku teringat Little Angel-ku. Adakah pada saat ini dirinya sedang merundukkan wajahnya di atas sajadah cintanya? Adakah di saat terik mentari membakar bumi, dirinya sedang memuja nama Tuhannya? Adakah diantara desau dedaunan yang berdzikir, semilir angin yang bertasbih dan burung-burung yang beribadah dengan kicaunya dia telah membasuh mukanya dengan air penyelamat dirinya dari api neraka?

Di luar sana, para wanita berlomba bertabaruj*. memperlihatkan paha. Memamerkan gaya terbaru busana-busana dan perhiasan dari produk ternama. Yang mengumbar aurat pada setiap mata, tanpa ingat pada dosa yang diciptakannya. Bercengkrama penuh suka cita, membahas ini itu yang tak ada makna.

Adzan yang berkumandang hanya sanggup membuat mereka sejenak terdiam. Setelah usai, acara ngerumpi jalan lagi. Di jalanan, gadis-gadis muda (yang bahkan mengenakan jilbab) juga tak peduli dengan panggilan illahi. Mereka bersicepat dengan langkahnya. Bukan untuk masuk masjid, tapi sekedar menghindar dari sinar yang membakar.

Mungkin, inilah mengapa sebagian besar penghuni neraka adalah para wanita**. Sebagian besar dari mereka terlalu cinta dengan diri dan dunianya. Sebagian diantaranya terjebak siasat syetan untuk memamerkan rahasia suci mereka.

Iqomah menyadarkan lamunanku. Aku bangkit berdiri. Sekali lagi kupalingkan kepalaku pada sketsel rotan pemisah ruangan. Tetap kosong.

Aku berdoa, semoga di mushola kampusnya, adik tercintaku dengan sahabat-sahabat Akhwatnya sedang menghadapkan wajahnya pada pemilik jiwanya.

*Tabarruj yakni bila “seorang wanita menampakkan perhiasannya dan kecantikannya serta terlihat bagian-bagian yang seharusnya wajib ditutupi, dimana bagian-bagian itu akan memancing syahwat pria.” [ Fathul Bayan 7 / 274 ]

**Hadits ini diriwayatkan oleh :

1. – Bukhari dalam kitab Bad’ul Khalq bab Maa Ja’a fi Shifatil Jannah (kitab 59 bab 8).

2. – Tirmidzi dalam kitab Shifatil Jahannam bab Maa Ja’a Anna Aktsara Ahli Nar An Nisa’ (kitab 40 bab 11 hadits ke-2602), dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2098 dari Ibnu Abbas.

3. – Ahmad 2/297 dari Abu Hurairah. Dan hadits ini dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’ 1030.

Tulisan ini mendapat ide tambahan dari http://artikelislam.wordpress.com/2007/02/06/ya-ukhti%E2%80%A6-jauhilah-tabarruj%E2%80%A6

Masalah Hidup itu seperti Garam

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijaksana. Pada suatu pagi, datang seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan wajahnya terlihat ruwet. Anak muda itu memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, anak muda itu menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak hanya mendengarkannya dengan seksama. Pak tua lalu mengambil segenggam garam dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Lalu Pak tua itu menaburkan garam itu ke dalam gelas yang telah diisi air, kemudian di aduk-aduk perlahan-lahan.”Coba minum air ini dan katakan apa rasanya…” ujar pak tua.
Pahit…pahit sekali, jawab sang anak muda sambil meludah ke samping. Pak tua sedikit tersenyum lalu mengajak anak muda itu untuk berjalan ke tepi telaga yang berada di dalam hutan dekat tempat tinggal orang tua tersebut. Keduanya berjalan berdampingan, akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak tua itu lalu menaburkan kembali garam yang ada di genggamannya ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, pak tua mengaduk-aduk telaga dan terbentuk riak air, mengusik ketenangan telaga itu. Lalu pak tua itu berujar, “coba ambil air dari telaga itu dan minumlah.” Ketika anak muda itu selesai mereguk air, pak tua berkata lagi,”Bagaimana rasanya?”

“segar..segar..” sahut anak muda itu.”Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?” tanya pak tua lagi.”Tidak” jawab si anak muda itu.

Dengan bijak, pak tua menepuk-nepuk punggung anak muda itu. Lalu ia mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.” Anak muda dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam. Kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung dari pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. ”Hatimu adalah wadah itu. Tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu lalu merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan pak tua, si orang bijak itu kembali menyimpan segenggam garam, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Janji Allah Bagi Orang Yang Akan Menikah

Ketika seorang muslim, baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses ta'aruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.

Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.

Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai saudaraku…

1. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri kita. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.

2. “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (An Nuur: 32)

Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, “apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?”.

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah dengan kewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya, maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. “Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) <1>

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar Ruum : 21)

5. “Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’ ”. (Al Mu’min : 60)

Ini juga janji Allah ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dan seterusnya.

Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlas, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dan lain-lain.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam”. (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).

Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Maka janganlah kamu mendatangi dukun-dukun itu.” (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).

Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).

Semoga Allah Yang Maha Agung, Melindungi kita dari kesyirikan. Dan semoga Allah SWT memberikan jodoh yg terbaik untuk kita.
Amiin Ya Rabbal'alamiin

Cinta Yang Takkan Pernah (Mampu) Terbayar

Lutfia, bukan siapa-siapa. Tapi ia menjadi seseorang yang akan disebut namanya di Surga kelak oleh Yusuf, anak tercintanya. Dan ia akan menjadi satu-satunya yang direkomendasikan Yusuf, seandainya Allah memperkenankannya menyebut satu nama yang akan diajaknya tinggal di Surga, meski Lutfia sendiri nampaknya takkan membutuhkan bantuan anaknya, karena boleh jadi kunci surga kini telah digenggamnya.

Bagaimana tidak, selama dua hari Lutfia menggendong anaknya yang berusia belasan tahun mengelilingi Kota Makassar untuk mencari bantuan, sumbangan dan belas kasihan dari warga kota, mengumpulkan keping kebaikan dan mengais kedermawanan orang-orang yang dijumpainya, sekadar mendapatkan sejumlah uang untuk biaya operasi anaknya yang menderita cacat fisik dan psikis sejak lahir.

Tubuh Yusuf, anak tercintanya yang seberat lebih dari 40 kg tak membuat lelah kaki Lutfia, juga tak menghentikan langkahnya untuk terus menyusuri kota. Tangannya terlihat gemetar setiap menerima sumbangan dari orang-orang yang ditemuinya di jalan, sambil sesekali membetulkan posisi gendongan anaknya. Sementara Yusuf yang cacat, takkan pernah mengerti kenapa ibunya membawanya pergi berjalan kaki menempuh ribuan kilometer, menantang sengatan terik matahari, sekaligus ratusan kali menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering sekering air matanya yang tak lagi sanggup menetes.

Ribuan kilo sudah disusuri, jutaan orang sudah dijumpai, tak terbilang kalimat pinta yang terucap seraya menahan malu. Sungguh, sebuah perjuangan yang takkan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di muka bumi ini kecuali seorang makhluk Tuhan bernama; Ibu. Ia tak sekadar menampuk beban seberat 40 kg, tak henti mengukur jalan sepanjang kota hingga batas tak bertepi, tetapi ia juga harus menyingkirkan rasa malunya dicap sebagai peminta-minta, sebuah predikat yang takkan pernah mau disandang siapapun. Tetapi semua dilakukannya demi cintanya kepada si buah hati, untuk melihat kesembuhan anak tercinta, tak peduli seberapa besar yang didapat.

Tidak, ia tak pernah berharap apa pun jika kelak anaknya sembuh. Ia tak pernah meminta anaknya membayar setiap tetes peluhnya yang berjatuhan di setiap jengkal tanah dan aspal yang dilaluinya, semua letih yang menderanya sepanjang jalan menyusuri kota. Ibu takkan memaksa anaknya mengobati luka di kakinya, tak mungkin juga si anak mengganti dengan seberapa pun uang yang ditawarkan untuk setiap hembusan nafasnya yang tak henti tersengal.

Lutfia, adalah contoh ibu yang boleh jadi semua malaikat di langit akan mengagungkan namanya, yang menjadi alasan tak terbantahkan ketika Rasulullah menyebut "ibu" sebagai orang yang menjadi urutan pertama hingga ketiga untuk dilayani, dihormati, dan tempat berbakti setiap anak. Lutfia, barangkali telah menggenggam satu kunci surga lantaran cinta dan pengorbanannya demi Yusuf, anak tercintanya. Bahkan mungkin senyum Allah dan para penghuni langit senantiasa mengiringi setiap hasta yang mampu dicapai ibu yang mengagumkan itu.

Sungguh, cintanya takkan pernah terbalas oleh siapapun, dengan apapun, dan kapanpun. Siapakah yang lebih memiliki cinta semacam itu selain ibu? Wallaahu 'a'lam

Air Sumur Kehidupan

Kehidupan memang penuh dengan perjuangan untuk mencapai suatu cita cita, angan dan harapan. Sehingga kita kadang menjadi manusia yang buas dengan harta, kita menjaga bagai harimau menjaga santapan dikala kelaparan. Itu bukanlah munafik, tapi suatu realita sifat manusia yang lebih buas akan harta dan kemewahan.

Kita tidak tau mana batasan sukses, mana batasan berhasil, mana tingkat kaya, mana tingkat miskin, bahkan untuk menentukan level miskin saja dunia kebingungan. Semua dibatasi dengan benang semu. Kalau benang merah kita masih bisa melihat jelas, tapi disini kita tak dapat melihat lagi mana batasan benang tersebut, benangnya saja kita tidak dapat lihat, apalagi batasannya.

Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia butuh kebersamaan untuk berhasil, tidak ada satu orangpun di dunia ini dapat hidup tanpa bantuan orang lain, apalagi untuk mencapai tingkat sukses, atau bahagia, ataupun berhasil. Dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi satu sama lain, saling kerja sama, saling bantu, saling menolong, atau saling apapun itu namanya adalah untuk kepentingan bersama atau kepentingan orang lain ataupun untuk kepentingan diri sendiri, yang mana ketiganya saling keterkaitan atau saling ketergantungan.

Saling tolong menolong untuk kepentingan diri sendiri, sudah pasti semua orang mau, walau memang masih ada orang nyentrik tidak mau ditolong dengan alasan mandiri, hingga kewalahan sendiri. Dan tipe ini sangat sulit untuk maju, dan biasanya kurang senang dengan kesuksesan orang lain.

Saling tolong untuk kepentingan bersama, nah disini sudah mulai muncul watak watak asli manusia, yang mempunyai sejuta alasan untuk menghindar, tapi kita tetap percaya masih banyak orang yang sangat ikhlas hingga ke level ini. Dimana sangat sulit sekali untuk merealisasikan suatu kegiatan bersama dalam mencapai tingkat keberhasilan sukses. Kecuali kalau digabung dengan saling tolong untuk bersama terutama untuk sendiri.

Nah ini dia nih, Saling tolong untuk kepentingan orang lain, waduh gimana ya manusia sebagai makhluk sosial kadang menganggap ini menjadi hal sial, misalnya untuk bantu orang lain kebanyakan diantara kita akan keberatan dan kadang merasa menjadi terganggu. Yah katanya sih hal itu lumrah, sehingga kita tak siap untuk bantu orang lain. Sebagai contoh kita lihat saja di acara acara televisi sebagai reality show, dimana untuk memperoleh suatu bantuan pertolongan akan sangat sulit di dapat.

Untuk itu aku ingin menyampaikan suatu makna kehidupan, yang mungkin anda sepakat, atau mungkin ragu, atau mungkin no comment, atau bahkan tak sepakat, Nah agar tidak sulit untuk beragumentasi, pandangan ini tidak saya tujukan bagi yang tidak sepakat, saya hanya menyampaikan bagi yang tidak sepakat, atau ragu atau no comment, agar direnungkan saja.

Makna kehidupan bagaikan air sumur, yang saya sebut AIR SUMUR KEHIDUPAN, dimana setiap orang sudah mempunyai sumur masing masing, dimana besar sumur setiap orang adalah berbeda beda, dan bahkan besar mata airnya juga pasti tidak sama ada yang menetes dan bahkan ada yang mumbul mumbul, kita tahu bahwa sumur itu mempunyai level tertentu, dimana dia mempunyai batas tertinggi dan juga batas terendah. Hal ini akan silih berganti antara musim hujan dan musim kemarau.

AIR SUMUR apabila dipakai oleh satu orang, air nya tidak akan meluber sampai ke atas, dan apabila tidak dipakai juga dia akan tetap segitu. Dan apabila dipakai oleh satu kampung, mungkin dia akan menurun tetapi pada pagi hari dia telah kembali seperti semula, seperti tidak pernah dipakai, demikian juga dengan AIR SUMUR KEHIDUPAN, apabila kita memakai sendiri kekayaan kita akan tetap segitu, tidak akan mungkin sampai meluber, kecuali yang mempunyai sumber air umbul, yang sudah pasti mengalir seperti sungai, dimana darma sosialnya mengalir kemana mana tanpa terbendung, ini tidak masalah.

Nah kembali pada yang mempunyai sumber sumur, perlu kita ingat bahwa apabila kita bersosial dengan royal, yakinlah bahwa kekayaan Anda tidak akan terkuras, dia akan kembali kelevel mana kita telah dipersiapkanNya, tapi ingat sumur Anda jangan Anda jebol untuk bantu orang lain sehingga sumur Anda jadi rusak dan tak berfungsi lagi. Contohnya, Anda membantu orang yang tidak mau bekerja, sehingga apapun bentuk pertolongan Anda akan sia sia adanya. Tapi bantulah yang pantas dibantu.

Jadi sebagai seorang dermawan tidak akan jatuh miskin karena ke dermawanannya, karena begitu banyak yang mendoakan kesuksesannya. Atau tidak ada orang yang kaya raya karena kekikirannya, tapi karena kegigihannya. Mungkin ini tidak dapat dimaklumi bila Anda tidak merenungkan, sekali lagi menjadi bersifat sosial bukan berarti memberikan sumur Anda pada orang lain ataupun menjebol sumur Anda. Tapi berikanlah porsi sesuai dengan mata air dalam sumur kehidupan Anda

Note :

Mari sikapi kehidupan ini, syukuri apa yang diperoleh sehingga kita dapat memahami dan menjalankannya

Cermat Dalam Pergaulan

Akhir-akhir ini pergaulan yang salah disinyalir sebagai faktor utama penyebab meningkatnya tindak kriminalitas dan kerusakan moral di tengah-tengah masyarakat. Maka tidak ada salahnya apabila kita menyimak analisa Habib Idrus bin Umar Alhabsyi mengenai pengaruh pergaulan terhadap baik buruknya kepribadian seseorang berikut; ‘Sesungguhnya pergaulan keseharian memberikan dampak yang signifikan dalam perkembangan kepribadian seseorang. Entah dampak yang positif ataupun yang negatif.

Seseorang yang senantiasa bergaul dengan orang-orang baik, maka lambat laun kepribadiannya akan menjadi baik. Demikian sebaliknya, seseorang yang senantiasa bergaul dengan orang-orang berakhlak buruk, keji dan fasik, maka kepribadiannya menjadi buruk dan lacur. Namun terkadang perubahan kepribadian sebagai dampak dari pergaulan tidaklah spontanitas, akan tetapi melalui proses yang lama dan berkesinambungan sehingga sering kali tidak dirasakan oleh yang bersangkutan. Bergaul dengan orang-orang baik dan soleh, akan tertanam di hati kita cinta kepada kebaikan dan tumbuh semangat untuk berbuat baik seperti mereka.

Adapun apabila kita bergaul dengan orang-orang fasik, maka gemar berbuat fasik dan lacurlah yang akan tertanam dalam hati kita. Maka dapat disimpulkan, bahwa kepribadian seseorang terprogram secara otomatis sesuai karakter lingkungan pergaulan. Dalam kitab ‘Awarif, syeikh Umar Syahrawardi berkata, “Persahabatan dengan orang-orang baik memberikan dampak positif yang luar biasa. Sedangkan rasa cinta dan sayang akan memperkokoh persahabatan tersebut.” Seorang ahli hikmah berpendapat bahwa apabila seseorang bertemu sahabatnya, maka terjadi pembauran karakter diantara keduannya. Mereka saling mengisi dan memperkuat kepribadian masing-masing.

Ada sebuah kaidah klasik berbunyi. “Pandangan kepada sesuatu akan mempengaruhi perilaku pihak yang memandang sehingga selaras dengan perilaku pihak yang dipandang”. Seperti apabila kita melihat sesuatu yang mengharukan, maka hati kita terbawa rasa haru lalu menjadi sedih. Demikian juga apabila kita melihat sesuatu yang menggembirakan, maka di hati kita akan muncul rasa senang dan gembira. Seekor unta liar yang tak dapat dikendalikan akan menjadi patuh dan terkendali apabila dikumpulkan dengan unta-unta yang telah jinak.

Bahkan hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan dan udara sekalipun berevolusi baik secara fisik maupun karakter sesuai kondisi lingkungan masing-masing. Rasulullah SAW bersabda, ”Agama seseorang tergantung agama orang yang dicintainya (sahabatnya).” Sebuah kalam bijak menyebutkan bahwa seseorang yang suka bergaul dan berteman dengan orang yang baik, maka akan dijadikan oleh Allah sebagai orang baik sekalipun sebelumnya ia adalah orang jahat. Dan seseorang yang suka bergaul dengan orang fasik, maka ia akan dijadikan sebagai orang yang fasik dan jahat sekalipun sebelumnya ia adalah orang yang baik.

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW ditanya salah satu sahabat,” Wahai Rasulullah! Ada seorang laki-laki mencintai suatu kaum, namun ia bukan termasuk kaum tersebut.” Rasulullah SAW dengan bijak menjawab,” Kamu kelak dikumpulkan bersama orang yang kamu cintai.” “Quthbul Irsyad” Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad berkata, “Barang siapa senantiasa duduk bersama dan berkumpul dengan para ulama besar didasari rasa cinta kepada mereka dan keinginan meneladani budi pekerti dan perilaku mereka yang cenderung mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjauhi kemewahan dunia atau sekedar mengharapkan keberkahan dan doa-doa mereka tanpa adanya niatan untuk meniru perilaku mereka, maka ia akan mendapatkan kebaikan dan berkah yang melimpah.

Seperti tersebut dalam sebuah hadits qudsi yang artinya, ”Merekalah (para ulama besar) segolongan orang yang takkan celaka orang-orang yang duduk berkumpul bersama mereka.” Hanya saja, kebaikan dan keberkahan mereka takkan didapatkan orang-orang yang berkumpul dengan mereka dengan niatan agar ia dikenal orang sebagai orang baik karena sering berkumpul dengan para ulama dan orang soleh, sedangkan ia sendiri sebenarnya adalah orang yang keji dan dhalim.” Seorang ulama besar tempo dulu pernah berkata,” Sesungguhnya prasangka buruk dan rasa cinta yang murni akan menyatukan orang-orang awam bersama para ulama besar.

Dan tidak ada ibadah selain fardlu yang dilaksanakan seorang hamba yang lebih utama dari rasa cinta kepada para wali Allah, karena cinta kepada wali Allah adalah pertanda cintanya kepada Allah.” Terkadang seorang murid mendapatkan keberkahan dan manfaat yang melimpah dari guru-gurunya sekalipun ia tak mengenal bahkan tak pernah melihat mereka. Hal tersebut dikarenakan rasa cinta yang menggelora, keterikatan yang kuat dan prasangka baik kepada mereka.

Sayid Ali bin Abubakar Baalawi berkata,”Seorang murid akan mendapatkan manfaat dari guru-gurunya sekalipun mereka telah meninggal jika ikatan antara murid dan guru sangat kuat di dasari rasa cinta yang murni kepada mereka.” Al Imam Ali bin Abubakar As-Sakran berkata,”Para ulama tasawuf sejati yang ikhlas kepada Allah dalam setiap amal perbuatanya dan senantiasa berusaha menyempurnakan diri dalam meneladani akhlak Rasulullah SAW adalah para wali pembawa cahaya dan rahasia-rahasia Allah sekaligus sebagai kholifah di muka bumi. Maka beruntunglah orang-orang yang mencintai mereka, mendapatkan berkah mereka dan memperoleh doa kebaikan dari mereka.

Apalagi orang-orang yang berusaha berhidmat dan menjadi murid yang senantiasa menerima dan melaksanakan nasehat-nasehat mereka. Padahal, dengan memandang wajah mereka saja, rahmat dan keberkahan akan didapatkan.” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba, barang siapa memandang salah satu diantara mereka, maka niscaya ia beruntung dan takkan celaka selamanya.” Sedangkan Syeikh Abubakar bin Salim pernah berkata,”Demikian jika kita memandang salah satu diantara hamba-hamba pilihan Allah tersebut. Adapun pandangan mereka kepada kita, maka itu akan menyampaikan kita kepada derajat yang sangat mulia di sisi-Nya.” Walhasil, dengan mendekati ulama, hidup akan menjadi penuh berkah.Semoga bermanfa'at,amin :)

From bengkel jiwa

Do'a Untuk Bunda

Bunda.....aku tahu kadang bunda berdusta padaku.......
Ketika ananda dulu makan......bunda memindahkan nasi punya bunda
padaku...bunda berdusta dengan mengatakan "Bunda tidak lapar, makanlah nak"

Ketika aku dan adik mendapatkan ikan dari hasil pancingan, bunda memasak masakan yang enak dan bergizi dengan ikan tersebut, bunda hanya memakan sisa ikan tersebut...
bunda berdusta kepada kami....."Makanlah nak.... bunda tidak suka ikan.....

Ketika kami sekeluarga dalam kesulitan.....aku & adik-ku semua harus sekolah...suatu malam kami terbangun melihat bunda masih bekerja demi agar kami bisa sekolah....ketika ku tanya"Bunda kenapa belum tidur?"....Bunda berdusta...."Cepatlah tidur lagi nak...Bunda Tidak capek kok"

Ketika aku baru masuk madrasah dan aku masih enggan masuk sekolah...bunda mengantarkan, bunda menunggu kami (aku & adikku), ketika lonceng berbunyi....bunda menyambut kami dengan sebotol teh manis dengan peluh dan keringat yang membasahi Bunda...kami pun memberikan kembali botol tersebut pada Bunda...tapi Bunda berdusta kepada Kami dengan mengatakan ...."Bunda belum haus minumlah dulu........

Bunda.......kami masih ingat ketika kami memakan 1 telor dadar yang diiris-iris dan dibagi untuk ananda dan adik-adik ....Ananda bertanya mana telor untuk Bunda?.......Bunda berdusta dengan menjawab.."Nanti Bunda masak lagi................

Bunda , ketika Bunda dengan tubuh yang lemah terbaring sakitpun, Bunda tersenyum kepada kami dengan menahan rasa sakit yang sangat. Bunda masih berdusta pada kami........kami tak kuat menahan air mata kami. Tapi Bunda masih berdusta dengan mengatakan " Jangan menangis sayang.....bunda nggak apa-apa......

Bunda kami tahu sekarang arti dusta Bunda kepada kami.....Bunda teramat sayang dan cinta kepada kami..

Masih senantiasa teringat dalam benak kami...
Ketika kami muda betapa Ibunda ingin memeluk kami ..tapi kami mengunci kamar kami.....
Ketika sebagian dari kami lulus SMA Ibunda kami menangis terharu.....tapi kami malah berpesta dengan teman-teman kami..

Ketika Ibunda & Ayahanda kami membayar uang kuliah dan mengantar kami kuliah pertama...tapi kami malah minta diturunkan di gerbang kampus karena malu dengan teman-teman kami..

Ketika mereka membantu biaya pernikahan.....akan tetapi malah kami menjauh pindah beratus kilometer dari mereka ...

Ketika dia memberi nasehat cara merawat bayi......tetapi kami malah berkomentar "Maaf Bunda zaman sudah berubah......

Ketika mereka memendam rindu ingin bertemu kami …Bunda bilang “Mas lebaran pulang ya?”...akan tetapi apa Jawaban kami "Maaf Bunda kami sibuk dengan pekerjaan kami.......(lebaran itu merupakan lebaran yg paling menyedihkan bagiku Bunda)

Ketika di Usia mereka lanjut dan sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatan kami.... sebagai gantinya malah kami membaca pengaruh negatif orangtua yang menumpang di rumah cucu-cucunya......
(Sehingga ketika sebagian besar dari kita, baru merasa seperti dijatuhi palu godam yang meremukan hati , ketika orang tua kita di panggil-Nya, bahwa ternyata kita belum melakukan apapun untuk kedua orangtua kita)

Untuk itu Ya Allah ampunilah kedurhakaan kami...
Ya Allah senantiasa perbaiki ahlak kami...
Ya Allah rahmatillah senantiasa orangtua kami.
Bunda ayahanda terima kasih atas segalanya..............
Bunda Ayahanda kami rindu padamu saat ini.....
Bunda ayahanda kami ingin engkau hadir bersama kami.........

Bunda Ayahanda maafkan segala kenakalan kami..............
Ya Allah ampunilah kedurhakaan kami......
Ya Allah rahmatillah senantiasa ayah bunda kami.
Ya Allah cintailah…kasihilah…sayangilah mereka
sebagaimana mereka demikian sayang kepada kami........................
RABBIGHFIRLI WALIWALIDAYYA WARHAMHUMA KAMA RABBAYANI SHOGHIRO

Firasat HATI yang BerCAHAYA

Sahabat Hikmah...
Tidak ada suatu keinginan yang besar dari seorang mukmin...
Kecuali mempunyai hati yang bersih dan bercahaya.
Karena dia yang akan menuntun keselamatan hidup kita di dunia.

Hati yang cemerlang adalah hati yang bersih suci dan mampu 'melihat' alam ghaib sehingga ia mengenal Allah ta'ala tanpa keraguan sedikitpun.

Pada zaman nabi ada seorang laki-laki bertanya pada nabi, “Ya Rasulullah , siapakah manusia terbaik?”. Nabi menjawab, “Mereka adalah orang mukmin yang berhati makhmum.” Orang itu bertanya lagi , “Apakah hati makhmum itu?” . Nabi bersabda, “Itu adalah hati yang berTAKWA lagi bersih yang tidak ada didalamnya penipuan, sikap melampaui batas, tipu daya, khianat dan dengki”. (HR. Ibnu majah dan termasuk hadis shahih).

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS Al-Anfal : 29)

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu nur (cahaya) yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Mujadilah :28)

Dalam hadits Qudsi, diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rosulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah swt telah berfirman: "Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku , maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan suatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada dia mengerjakan apa yang Aku telah fardhukan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan yang sunat (nawafil) sehingga Aku cinta kepadanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, nescaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya Aku berikan perlindungan kepadanya." (Riwayat Imam Bukhari)

Hati yang bersih juga hati orang yang Ikhlas, sehingga ditakuti oleh setan. Nabi pernah bersabda, “Tidak berjalan Umar disuatu lorong melainkan setan memilih jalan lain (supaya tidak berpapasan dengan Umar). (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Perasaan takut yang ditunjukkan setan disebabkan karena ketakwaan yang ada dalam diri Umar.

Apabila hati bersinar dan gemilang, Allah mengilhamkan kepada hati itu berbagai ilmu dan petunjuk. Diantaranya adalah firasat mukmin. Sehubungan hal tersebut menurut Imam Thirmidzi , nabi bersabda , “Takutlah kamu dengan firasat mukmin karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah. “

Contohnya, menurut Anas bin Malik , pada suatu hari dia melihat seorang wanita dan tertegun dengan kecantikannya. Kemudian setelah itu , beliau bertemu dengan Utsman bin Affan dan Utsman berkata, “Telah masuk ke perkumpulanku , seorang laki-laki yang dimatanya terdapat tanda-tanda zina.” Anas terkejut dengan perkataan Utsman dan bertanya . “Masih adakah wahyu setelah nabi (kok Khalifah Utsman bisa tahu apa yang telah dilakukannya) ?” . Utsman menjawab. “Tidak, yang ada hanyalah mata hati dan firasat yang benar”

Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi atas khalifah Umar bin Khatab. Ketika beliau sedang menyampaikan dakwahnya di Madinah, tiba-tiba beliau berkata , “Wahai Sariah, pergilah kebukit, kebukit.” Rupanya , pada waktu itu beliau dapat melihat bahwa tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh panglima Sariah mengalami kekalahan sedangkan mereka berada jauh di Madinah. Beliau segera memberi petunjuk kepada Sariah agar membawa tentara-tentara Islam ke bukit. Menurut Sariah , beliau dapat mendengar suara Umar dengan jelas dan segera mematuhi petunjuknya sehingga mereka akhirnya memperoleh kemenangan. Ini adalah bentuk –bentuk ilham yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang memiliki hati yang bersih.

Itulah beberapa contoh orang-orang yan bertTAKWA yang hatinya bercahaya.
Banyak orang mengHIAS WAJAH dan TUBUHnya...
Padahal WAJAH dan TUBUHnya akan menjadi FITNAH makanan syaithan.
Dan hanya orang-orang yang mendapat HIKMAH...
Dialah yang selalu mengHIAS HATInya dengan keTAKWAan.

Wallahu a'lam bishshowab

True Love

Kisah ini terjadi di beijing Cina … seorang gadis bernama Yo Yi Mei ….memiliki cinta
terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah …namun ia tidak pernah mengungkapkannya …Ia hanya selalu menyimpan di dlm hati berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri …tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya ...hanya
menganggapnya... sebagai sahabat ..tak lebih … suatu hari … Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak …tapi ia tersenyum “ aku harap kau bahagia “ ….sepanjang hari Yo Yi mei bersedih …ia menjadi tidak ada semangat hidup …. Tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya …

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yg akan segera dicetak kepada Yi mei …ia berharap Yi Mei akan datang …sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus dan tidak ceria bertanya “ apa yg terjadi dengamu , kau ada masalah ??? , Yi mei tersenyum semanis mungkin…” kau salah lihat ...aku tak punya masalah apa – apa …wah contoh undanganya bagus .. tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda lebih lembut …” Ia mengomentari rencana undangan
sahabatnya .. sahabatnya tersenyum “ oh ya …ummm aku kan menggantinya … ,terimakasih atas sarannya …. Mei ..aku harus pegi menemui calon istriku hari ini kami ada rencana melihat2 perabotan rumah … daah “ Yi Mei tersenyum …melambaikan tangan .. Ia pulang dengan hati yg sakit sangat sakit ….

18 Juli 1994 ..Yi Mei terbaring di rumah sakit … Ia mengalami koma , Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir … , kecil harapan Yi Mei untuk hidup …semua organnya yg berfungsi hanya pendengaran , dan otaknya …yg lain bisa dikatakan “mati “ dan semuanya memiliki alat bantu … , hanya muzizat yg bisa menyembuhkannya…sahabatnya setiap hari menjenguknya … menunggunya …bahkan ia menunda
pernikahannya ..baginya ..Yi Mei adalah tamu penting dlm pernikahannya …, keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “suntik Mati “ untuk Yi Mei ...krn tak tahan melihat penderitaan Yi Mei …

10 Desember 1994 …semua keluarga setuju
besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati ..dan semua sudah ikhlas …hanya sahabat Yi Mei yg mohon diberi kesempatan … berbicara yg terakhir ……sahabatnya menatap Yi Mei yg dulu selalu bersama …. Ia mendekat berbisik … di telinga Yi Mei

“ Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang , menangkap
kupu2….. ? kau tahu ..aku tak pernah lupa hal itu , dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara2 kita datang terlambat ….kita langganan kena hukum ya ?apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu ..kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari,kau marah dan mendorongku hingga akupun kotor ?apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu ? aku tak pernah
melupakan hal itu … , Mei .. aku ingin kau sembuh … aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu …aku sangat suka lesung pipitmu yg manis … kau tega meninggalkan sahabatmu ini ??? tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis , air matanya menetes membasahi wajah yi Mei …. “ Mei ..kau tau ..kau sangat berarti untukku …aku tak setuju kau disuntik mati , rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit
ini … aku ingin kau hidup ……, kau tau kenapa ??? krn aku sangat mencintaimu …aku takut mengungkapkan padamu , takut kau menolakku ……meskipun aku tau kau tidak
mencintaiku … aku tetap ingin kau hidup …. Aku ingin kau hidup .. …, Mei tolonglah …. Dengarkan aku Mei … bangunlah …. !! sahabatnya menangis …… ia menggengam kuat tangan Yi Mei …aku ..selalu berdoa Mei ..aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku ..Yi Mei sembuh ..sembuh total ..aku percaya …. Bahkan kau tau aku puasa … agar doaku semakin didengar Tuhan …. ““ Mei aku tak kuat besok
melihat pemakamanmu ..kau jahat …kau sudah tak mencintaiku sekarang kau mau pergi …. Aku sangat mencintaimu … aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga ..kau bisa mencari pria yg selalu kau impikan …hanya itu Mei … seandainya saja kau bilang kau mencintaiku ...aku akan membatalkan pernikahanku ..aku tak peduli …tapi itu tak mungkin …kau bahkan mau
pergi dariku ..sebagai sahabat …, sahabat Yi mei mengecup pelan dahi Yi Mei ….ia berbisik ..” aku sayang kamu , aku mencintaimu ..” suaranya terdengar parau krn tangisan … …

Dan apa yg terjadi …it’s amazing ..”CINTA “ bisa menyembuhkan
segalanya , 7 jam setelah itu ..dokter menemukan tanda2 kehidupan dalam diri Yi Mei …jari tangan Yi Mei bisa bergerak , jantungnya , paru2nya , organ tubuhnya bekerja …..sungguh sebuah keajaiban , pihak medis menghubungi keluarga Yi
Mei..dan memberitahukan keajaiban yg terjadi ….dan sebuah muzizat lagi … masa koma lewat ….pada tgl 11 Des 1994

14 Des 1994 Saat Yi Mei bisa membuka mata
dan berbicara ..sahabatnya ada disana …ia memeluk Yi Mei menagis bahagia ….. ,dokter sangat kagum akan keajaiban yg terjadi …. ,
“ aku senang kau bisa bangun ..kau sahabatku terbaik …. “ sahabatnya memeluk erat Yi Mei ….
Yi Mei tersenyum …. “ kau yg memintaku bangun ..kau bilang kau mencintaiku ...taukah kau ….aku selalu mendengar kata-kata itu …aku berpikir aku harus berjuang..untuk hidup “
“Lei …aku mohon jangan tinggalkan aku ya ..aku sangat
mencintaimu …..”
Lei memeluk Yi Mei …….. “ aku sangat mencintaimu juga “

17 Februari 1995 ..Yi Mei & Lei menikah ……, hidup bahagia ..dan sampai
dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki – laki yg telah berusia
14 tahun ….kisah ini sempat gempar di Beijing

Di atas Langit Masih aDa Langit

Kemarin sore saya menghabiskan waktu bersama seorang sahabat saya yang menurut saya memiliki segala galanya, dia ganteng, cerdas, bekerja di law firm nomor satu dengan gaji puluhan juta rupiah, secara kasat mata sahabat saya ini tidak memiliki kekurangan, dan jika ditanyakan kepada saya apakah saya mau bertukar ...nasib dengan sahabat saya ini pasti saya langsung meng”iya”kan, tanpa pikir panjang tapi kemudian saya berpikir lagi, bukankah setiap orang itu punya ujian masing masing yah? bukankah tak ada manusia yang tak retak, bukankah diatas langit masih ada langit, artinya sahabat saya ini juga pasti memiliki luka, memiliki hari hari yang gak enak, kan gitu yah?

Jadi ketika saya melihat orang lain itu punya segalanya dan bahagia harusnya saya gak perlu iri, gak sopan lah sama ALLAH harus iri dengan manusia lain yang diberi bahagia lebih oleh ALLAH, toh nanti saya pasti punya bahagia sendiri yang tidak dimiliki oleh sahabat saya ini, mungkin sahabat saya bahagia karena punya kekasih yang setia, disaat yang sama saya bahagia mengurus mereka yang membutuhkan saya di panti asuhan, bahagia dengan mewakafkan diri, kan emang ternyata beda yah? bahagia saya tak akan sama dengan bahagia sahabat saya, karena ALLAH maha tahu takaran yang pas untuk saya kalau saya hanya punya rejeki segini setelah seharian banting tulang sementara sahabat saya kerja dikit duit banyak, toh saya tetap bahagia, ketika bekerja adalah ladang ibadah, berarti saya harusnya bahagia karena semakin banyak kerja semakin banyak pahala

Pepatah bilang “rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau”, jadi memang keliatannya indah, padahal? belum tentu, jadi nggak usah iri sama hamba ALLAH yang lain. Iya, saya yang manusia ini memang takkan pernah merasa puas dengan segala atribut dunia ini. Dunia seisinya takkan mampu memuaskan hasrat dan keinginan saya, dituruti pun hanya akan lelah, dilihat-lihat, ditimbang-timbang juga gak akan saya miliki, mau nangis sambil muntah darah juga gak bisa saya miliki yang memang bukan milik saya.

Manusia kadang ingin memiliki sifat ALLAH “Maha Berkehendak” padahal saya hanya hamba yang tak akan mampu memiliki semua yang saya kehendaki, dan jika ini saya biarkan maka saya sudah mengambil hak ALLAH, dan ini tak akan pernah terjadi, dan pada saat saya bersyukur dengan yang sedikit inilah ALLAH hadir dan memberi lebih, ini janji ALLAH loh, ketika saya mensyukuri yang sedikit ini maka ALLAH akan menambah, kalau gak mau bersyukur nanti diambil semua deh oleh pemiliknya… dan ALLAH tidak pernah ingkar janji.

Bayangkan, jika semua yang saya kehendaki diberi oleh ALLAH, minta mobil dikasih, minta Dian Sastro diberi, minta uang milyaran di ATM langsung ada, terus dimana ladang ibadahnya dong? dimana kehambaan saya akan saya letakan, dimana airmata berlinang yang akan saya tumpahkan jika kemudian saya menjadi sombong dengan semua yang saya miliki jadi gak perlu lagi berdoa, tak akan mampu saya menanggungnya biarlah yang sedikit ini yang penting cukup, yang penting bahagia, yang penting berkah, yang penting tidak jauh dari ALLAH dan ini yang terpenting. kalau mengikuti dunia saya tak akan sanggup karena diatas langit yang ingin saya sentuh ada lagi langit kira kira begitu !! hehehe, motivator mode on nih si Ade.

Nah untuk menghibur diri, lihatnya kebawah sekali kali saja, jangan keseringan nanti gak punya harapan, ketika saya hanya mampu naek motor maka masih ada yang berjubel jubel kepanasan di dalam bis, ketika saya hanya bisa makan tempe siang ini maka masih ada yang belum makan udah tiga hari, ketika saya tidak memiliki kekasih secantik Dian Sastro mungkin masih ada yang cantiknya hanya secantik Jessica Iskandar, cukuplah senyumnya toh sama sama manis.
kalau saya sendiri dimalam minggu, berpikirlah kan ada ALLAH yang tak pernah membiarkan saya sendiri, kalau saya gak punya gaji puluhan juta, yang sedikit ini alhamdulillah, jadi hisabnya gak terlalu berat karena memang hanya cukup untuk makan dan ongkos

Yuk semangat, bukan hanya kita yang luka dan memiliki masalah, tapi SEMUA hamba ALLAH memiliki masalah, dengan porsi yang berbeda tentunya, dengan jalan keluar yang beda pula, kan gak ada yang abadi dibumi ALLAH ini, ketika luka ingatlah esok akan bahagia, dan ketika bahagia ingatlah bahwa esok mungkin akan luka…
Jadi, enjoy aja ….

Taklukan Diri Sendiri

Selama kita masih dibodohi oleh KEINGINAN-KEINGINAN,
Selama itu pula kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan.

Kita harus mampu menaklukkan diri sendiri,
Dari perbuatan yang menghinakan menghinakan diri
Dari KEBANGGAAN SEMU dengan banyaknya harta

Musuh yang paling besar adalah diri kita sendiri
Benteng hitam yang paling kokoh adalah nafsu
Yang bersemayam di dalam dada ini

Taklukkan diri sendiri niscaya akan dapat menaklukkan dunia
Perangi hawa nafsu niscaya akan mendapat kemenangan

Apabila syetan telah menggerogoti dada,
Memompa nafsu,
Menggerayangi kalbu,
Sehingga menjadi takut dan was-was dengan KEMISKINAN,
Maka segeralah berlindung kepada Sang Pencipta

“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan syetan , maka berlindunglahkepada allah. Sesungguhnya allah maha mendengar dan maha mengetahui” (QS AL’Araaf (7) :200)

Tekan segala keinginan yang kurang bermanfaat;
Perteguh hati dengan perbuatan-perbuatan yang baik;
Dan benahi hati dari dendam kesumat, iri dan dengki
Hilangkan rasa bangga terhadap diri sendiri dan merendahkan orang lain.

Ketuklah pintu Rab-mu ketika marah, membenci sesuatu,
jiwa tergoncang dan jiwa labil..
Ikhlaskan dan bertawakkallah kepada-Nya

“...Dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat allah (zikrullah). ingatlah hanya dengan mengingat allah lah hati menjadi tentram (QS Ar-Ra’d (13) : 28)

Allah-lah mata air ketentraman batin.
Nafsu menjadi dingin dengan melakukan perintah-NYA
Mata menjadi sejuk dengan ber”tamu” kepada-NYA saat malam tiba;

Dengan bertakwa kepada-NYA
Keresahan berubah menjadi kesenangan.

Hanya dengan mengingat-NYA ,
Kita akan mampu menekan hawa nafsu, egoisme dan kecongkakan diri
dan berhenti dari kemaksiatan.

"Yaitu orang-orang yang apabila mereka berbuat dosa dan menganiaya diri mereka sendiri, mereka segera ingat Allah dan langsung memohon ampun atas dosa-dosanya dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa tersebut." ( QS Ali Imran : 135)

Dengan menaklukkan diri sendiri
Kita telah terbebas dari penjara kesengsaraan,
Telah terhindar dari jalan yang berlubang
Telah menyingkir dari badai yang menggulung,
Telah terbebas dari penyakit hati, dan
Telah lepas dari ikatan kita dengan syetan
Seperti camar yang menari diatas awan.
Ia jauh dari pemangsa
Dan berbahagia di lengkung indahnya pelangi.

Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri.
Dia bagaikan tali tali rantai
Yang mengikat tawanan dengan kekuatan besinya.
Hanya dengan melepaskan diri darinya,
Hidup kita akan menjadi sentosa
Sebab tidak akan ada lagi yang mengikat kita
Untuk terbang menuju kebahagiaan hakiki.

Jadilah seperti mawar
Jangan seperti benalu yang tidak berharga,
Jangan seperti debu yang tidak bernilai,
Jangan seperti batu yang terinjak-injak dijalanan.

Jadilah keras seperti intan
Yang bersemayam di persembunyiannya yang kokoh
Yang hanya keluar untuk sang Pemilik-Nya
Kemurnian intan selalu terjaga,
Kesejukan sinarnya melebihi embun pagi diujung daun
Lekukan wajahnya kian memancarkan ketenangan
Namun dia kokoh melebihi bebatuan....

Jangan sampai cahayamu padam
Karena sebuah bola api yang kecil
Karena seekor serangga yang haus,
Bola api dan serangga bukanlah halangan
Untuk tetap melebarkan sayap keindahanmu
Jangan sampai kesulitan hidup membuatmu menyerah!

Jika ingin hidup...
Maka kehidupan itu berada ditengah-tengah bahaya,
Maka kehidupan itu akan penuh dengan kesulitan
Janganlah menghindar darinya...
Atasilah kesulitan-kesulitan itu.
Kesulitan selalu merupakan berkah yang tersembunyi
Karena akan mendatangkan yang terbaik.

Tidak ada jalan lain yang harus kita lewati
Selain jalan menuju Rahmat-NYA.

Tidak ada pintu yang kita ketuk
Saat seluruh pintu manusia tertutup untuk kita,
Kecuali Pintu-Nya.

Tiada tali yang kuat tuk tempat bergantung
Selain tali-NYA

Dan tidak ada karunia yang kita harapkan,
Kecuali karuniaNYA

YA Allah ..
Ya Rahman ...
Ya Rahim...
Ya Tuhan kami..
Hati kami telah lelah,
Tenaga kami telah terkuras
Airmata telah melelehkan semangat kami,
Langkah kamipun telah gontai
Dan bumi tempat kami berpijakpun telah bergoyang.

Ya Allah yang sinar-Mu memenuhi Timur dan Barat,
Terangilah pula kiranya hati kami
Dan bersihkan airmata kami dengan kesabaran dan ketenangan
Angkatlah Hijab kesulitan yang membuat airmata kami menetes
Lupakanlah ingatan kami akan awan hitam yang melekat
Dan ringankanlah langkah kami yang gontai ...
Menuju ampunan dan keridloan-Mu

Ya Allah sempurnakanlah sinar-Mu
Tunjukilah dan bimbinglah kami,
Besarlah rasa maaf-Mu,
Maafkanlah dosa-dosa kami
Hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami
Bagi-Mulah segala puja dan puji....

Kisah 7 Batu

Dalam sebuah hadis diceritakan, pada zaman dahulu ada seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu orang sedang melakukan ibadah haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya karena apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.
Sabda Rasulullah mengatakan :
“Alhajju Arafat” (Haji itu wukuf di Arafah)

Rupanya lelaki itu tadi masih belum mengenali Islam dengan lebih mendalam. Masih dalam istilah ‘muallaf’. Semasa dia berada di situ, dia telah mengambil tujuh biji batu lalu berkata pada batu itu:
“Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahwa aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu utusan Allah.”
Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di situ. Dia meletakkan ketujuh batu itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian dia bermimpi seolah-olah telah datang kiamat. Dalam mimpi itu juga dia telah diperiksa segala dosa-dosa dan pahalanya oleh Allah. Setelah selesai pemeriksaan ternyata dia harus masuk ke dalam neraka.
Maka dia pun pergi ke neraka dan hendak memasuki salah satu daripada pintu-pintunya.

Tiba-tiba seketika batu kecil yang dikumpulnya tadi datang menghalangi didekat pintu neraka tersebut, Malaikat menolaknya masuk ke pintu neraka tersebut. Kemudian dia pun pergi ke pintu lain, tapi tidak berhasil karena batu mengikut ke mana saja dia pergi.
Akhirnya habislah ketujuh pintu neraka yang didatanginya, sampai di pintu neraka ke tujuh, neraka itu tidak mau menerimanya karena ada batu yang mengikutinya. Ketujuh batu itu seolah-olah membentengi lelaki itu dari neraka. Kemudian dia naik ke Arasy di langit yang ketujuh. Di situlah Allah berfirman:
“Wahai hambaku, Aku telah menyaksikan batu-batu yang engkau kumpulkan di padang Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan hakmu. Bagaimana aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan Aku telah menyaksikan bunyi ’syahadat’ yang engkau ucapkan itu. Sekarang masuklah engkau ke dalam Surga.”

Dia menghampiri pintu surga itu, tiba-tiba pintu surga itupun terbuka lebar. Rupanya kunci surga itu adalah kalimat syahadat yang diucapkannya dahulu ketika wukuf di arafah.
"Laillaha illallah Muhammadar Rasulullah..."

Di Atas Sajadah Cinta

Di atas Sajadah Cinta
Ku menggapai asaku
Demi sekeping kasihmu

Di atas Sajadah Cinta
Ku rasakan belai lembut jemari cintamu
'tuk menentramkan kalut hati ini

Di atas Sajadah Cinta
Ku lantunkan hasrat Rindu
Yang menggantung di Langit kelabu

Di atas Sajadah Cinta
Ku benamkan semua pilu
Menatap Sepenggal kisah
Penuh Pengharapan

Di atas Sajadah Cinta
Ku rajut Sebentuk Hati
Merengkuh Ridho Illahi

Created by:
Edi Hayat
2006@kavling.pld

10 Racun Dalam Diri Kita

Racun pertama:Suka Menghindar
Gejala : Lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan, kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Penawar >> : Realitas Berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi.
Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
Racun kedua : Ketakutan
Gejala : Tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkawinan, problem seksual, dll.
Penawar : Keberanian Hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah, 99 persen hal yang kitacemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Keberanian merupakan proses reedukasi.
Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Racun ketiga : Egoistis
Gejala : Materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Penawar : Bersikap sosial Jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akan diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui, orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.
Racun keempat : Stagnasi
Gejala : Berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh,bosan, dan tidak bahagia.
Penawar : Ambisi Teruslah berkembang, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. Kita kan menemukankebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
Racun kelima : Rasa rendah diri Gejala : Kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Penawar : Keyakinan diri Seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang, yakin dirinya akan kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
Racun keenam : Narsistik Gejala : Kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Penawar : Rendah hati Orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.

Racunketujuh : Mengasihani diri
Gejala : Kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Penawar : Sublimasi Jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain..
Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan Gejala : Apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Penawar : Kerja Buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejala : Pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Penawar : Kontrol diri Tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dengan keberagaman kultur dan agama.
Racun kesepuluh : Kebencian
Gejala : Keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Penawar : Cinta kasih Hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang..

Nilai Dari Sebuah Senyuman

Dia tidak meminta bayaran
tetapi harganya sungguh tak ternilai

Dia memperkaya mereka yang menerimanya
Tanpa membuat melarat mereka yang memberinya

Dia hanya terjadi sekejap,
Namun kenangan tentangnya bertahan begitu lama

Tak seorangpun meskipun kaya mampu bertahan tanpa dia
dan...
Tak seorangpun yg begitu miskin ,tetapi menjadi kaya krn manfaatnya

Dia menciptakan kebahagiaan untuk orang lain

Dia memberi rasa dalam letih
Memberi terang dalam keputusasaan
Sinar mentari dalam kesedihan
Dan Penangkal bagi kesulitan dalam hidup

Namun ia tidak bisa dibeli ,dipinjam ato dicuri
karena dia adlah sesuatu yg tidak berguna
sebelum diberikan kepada orang lain

-----------------------------
-------------------------------------------------------

suKseZ dan senyum selalu dari Aidhil ... ^__^."

6 Persoalan Manusia (Imam Al Ghozali)

Imam Ghozali dikenal sebagai ulama besar. Kitabnya banyak dan hingga kini

masih sering dikaji oleh santri Indonesia. Yang paling terkenal adalah Ihya’

Ulumuddin. Ada sebuah kisah menarik tentang ajaran Imam Ghozali seputar

persoalan hidup. Ajaran ini termaktub dalam sebuah risalah salaf.

Sahdan, suatu hari, Imam Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Ghozali mengajukan enam pertanyaan pada murid-muridnya.

Pertanyaan Pertama,

“Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”

Murid-muridnya ada yang menjawab : orang tua, guru teman dan kerabatnya.

Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah ‘mati’. Sebab itu sudah janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Oleh karena itu sudah siapkah kita mati?. Bekal apakah yang akan kita bawa mati?.

Pertanyaan Kedua,

“Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”

Murid-muridnya ada yang menjawab : Negeri China, bulan, matahari dan

bintang-bintang.

Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah

benar. Tapi yang paling jauh dengan kita adalah ‘masa lalu’. Bagaimanapun

kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu.

Oleh karena itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang

dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Allah.

Pertanyaan Ketiga,

“Apa yang paling besar di dunia ini?”

Murid-muridnya ada yang menjawab : Gunung, bumi dan matahari..

Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “nafsu”.
Justru nafsu yang menguasai diri kita, menyebabkan manusia gagal menggunakan akal, mata, telinga dan hati yang dikaruniakan Allah untuk hidup dengan benar.

Pertanyaan Keempat,

“Apa yang paling berat di dunia ini?”

Murid-muridnya ada yang menjawab : baja, besi dan gajah.

Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling berat adalah “memegang amanah”.

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan malaikat, semua itu tidak mampu ketika Allah meminta mereka untuk menjadi kholifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah, namum manusia lupa akan janjinya pada Allah yang tidak bisa memegang amanah.

Pertanyaan Kelima,

“Apa yang paling ringan di dunia ini?”

Murid-muridnya ada yang menjawab : kapas, angin, debu dan daun-daunan.

Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling ringan didunia ini adalah “meninggalkan sholat”.

Gara-gara pekerjaan dan urusan dunia kita dengan mudah meninggalkan sholat.

Pertanyaan Keenam,

“Apa yang paling tajam di dunia ini?”

Murid-muridnya dengan serentak menjawab Pedang.!!.

Imam Ghozali menjawab benar, tapi yang paling tajam adalah “lidah manusia”. Karena manusia dengan begitu mudah menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri….

~10 Wasiat Untuk Istri~

Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

1.Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat

Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.

Wahai hamba Allah….jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.

Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:”Aku mohon ampun kepada Allah..itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)..”Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:

-Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.

-Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.

-Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan”(QS. Al Hujurat: 11).

-Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda:”Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”(HR. Muslim).

-Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.

-Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda:”Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”(HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).

-Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.

-Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).

-Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.

2.Berupaya mengenal dan memahami suami

Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa -apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah ‘Azza Wajalla).

3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.

Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda:”Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda:”Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”(HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).

Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).

4.Bersikap qanaah (merasa cukup)

Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.

Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu ‘anhunna.Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??? Ia berkata pada suaminya:”Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka.”

5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.

Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.

6.Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.

Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.

7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.

Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu ‘anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama:” Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).

8.Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.

Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.

9.Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).

Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.

10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.

Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:”Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya”(HR. Bukhary dalam An-Nikah).

“Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin.”

Prasyarat Agar Cinta Kita Abadi (Selama-lamanya)

“Cinta adalah kecenderungan permanen yang dialami oleh kalbu orang yang dimabuk asmara.” Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim, Taman Jatuh Cinta, bab Akar Kata Nama-Nama Cinta dan Maknanya, ketika mulai menjelaskan pengertian cinta (mahabbah). Jadi, cinta sejati berlangsung abadi, selama-lamanya.

Bila ada “ilmuwan” yang mengemukakan hasil “penelitian” (yang kurang teliti) bahwa cinta antara pria-wanita hanya berlangsung selama 4 tahun, sedangkan seterusnya nafsu seks birahi, maka itu berarti bahwa sang “ilmuwan” belum mengenal cinta sejati lantaran kurang teliti. Sebab, dia hanya meneliti “gairah” cinta dan belum mendalami cinta sejati itu sendiri. Padahal, cinta sejati tidaklah semata-mata “gairah” dalam bercinta. (Lihat “Ternyata Cinta Tidak Mustahil Abadi“.)
Kalau pada suatu hari ada seseorang yang mengatakan bahwa dia tidak mencintaimu lagi, maka itu berarti ada dua kemungkinan: [1] sebelumnya dia pun tidak sungguh-sungguh mencintaimu, atau [2] sekarang dia masih mencintaimu walau tidak mengakuinya.
Andaikan suamimu menyatakan bahwa dia tidak mencintaimu lagi dengan alasan bahwa tubuhmu tidak sexy lagi, maka dapat diartikan bahwa sejak dulu pun dia tidak pernah mencintaimu, tetapi hanya “mencintai” keseksian tubuh wanita.

Jika engkau hendak mencintai dia sampai akhir hayat dikandung badan, yaitu sampai ajal datang, maka cintamu belum sempurna, belum tergolong cinta sejati. Sebab, cinta sejati itu tidak berhenti sewaktu kita berada di dunia saja, tetapi juga kelak di kehidupan akhirat kita.
Allah Sang Maha Penyayang sudah memperingatkan bahwa pasangan yang mesra di dunia mungkin saja justru bermusuhan di Hari Pengadilan kelak. Dia berfirman, “Orang-orang yang akrab [di dunia ini] sebagiannya akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain pada Hari [Kebangkitan Kembali] itu, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS az-Zukhruf [43]: 67)

Mungkin saja di Hari Pengadilan itu, ketika kita disidang untuk mempertanggungjawabkan sikap dan perilaku kita yang mendekati zina, misalnya, maka kita akan saling tuding, “Kamu dulu yang merayuku. Jadi, kamulah yang bertanggung jawab.” Tapi, kita tidak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab. Semua sikap dan perilaku kita harus kita pertanggungjawabkan kelak di Hari Pengadilan itu.
Jadi, kalau kita menghendaki cinta sejati, salah satu syaratnya adalah menjadikannya abadi sampai kelak di surga akhirat. Kemudian supaya cinta kita menjadi abadi hingga kelak di surga akhirat itu, maka kita harus senantiasa menjaga ketaqwaan kita.

Kalau cinta kita membuat kita semakin bertaqwa, maka itu pertanda bahwa cinta kita adalah cinta sejati. Namun kalau cinta kita justru menjauhkan kita dari ketaqwaan, maka itu bukanlah cinta yang sesungguhnya, melainkan hawa nafsu kita.

Puisi Persahabatan

Untaian katamu ternyata palsu
Janji indah telah kau ingkari
Untuk terus menjadi sahabatku

Tahukah kau sobat???
Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
Dapat juga ku rasakan dan menusuk jiwaku
Bahwa darah yang menetes dari luka itu
Seiring air mata yang mengalir di pipiku

Sadarkah kau sobat???
Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu
Adalah mimpi terburuk yang membebaniku
Bahwa sikap dinginmu untukku
Adalah pedang yang terus menghujam dadaku

Dulu secercah tawamu yang indah
Selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum
Tapi kini semua tlah berubah
Dan bukan lagi kebahagiaan
Yang mampu kau berikan padaku
Karena sahabat…
Kau khianati aku
k au cemari ikatan kita
Kau dengan mudah melepas jemariku
Padahal kau melihat aku
Rapuh tanpa kau di sampingku

Mengapa kau rusak hubungan ini???

Kawan…..
Engkau telah mengisi hari hari ku
Dengan canda tawamu
Nampak wajahmu ceria nan rupawan

kawan…...
begitu bertartinya kau dalam hidup ini serasa hampa jika kau tak disisi

Kumelangkah tanpamu disampingku
Serasa diruang tak berpenghuni
Walau kuberada dikeramaian
Rasa linglung jika kau tak menemani
Tak tahu berbuat apa
Tanpamu disisi

Kawan…....
Kaulah tempat curahanku
Tempat curahan dari segala gundahku
Kapanpun dimanapun bagaimanapun
Dalam keadaan apapun
kau….selalu ada untukku
Selalu ada disetiap kubutuh

Kawan…......
begitu besar jasamu
Kata terimakasih tak cukup membalas jasamu

Kawan….
Betapa besar jasamu
Tak dapat diungkap dengan kata
Andaikan air laut sebagai tinta
Bahkan seisi bumipun tak cukup sebagai tinta
Untuk menuliskan jasamu

Kawan….....
Kuingin selalu bersamamu
Rasa tak ingin kulalui waktu tanpamu

Sahabat terkadang bisa buat kita senang
Tapi sahabat juga bisa membuat kita terluka
Dikala engkau senang
Dikala engkau sedih

Sahabat…,
Kenapa engkau hadir dalam hdupku
Kenapa engkau membuatku menangis…?
Kenapa engkau tersenyum dalam tangisku?
Begitu mudahnya kau melupakan persahabatan kita…
Sia-sia kita bina persahabatankita ini
Selamat tinggal sahabat sejatiku…

Persahabatan tak butuh keajaiban,,
Yang ada hanya sebuah kebersamaan
Untuk selalu terus berjalan

Persahabatan bukan permainan
Bukan pula sebuah ujian
Juga bukan sebuah hayalan
Persahabatan adalah jembatan
Untuk mencapai sebuah tujuan

Persahabatan selalu berharap
Semua teman memperoleh kebahagian
Persahabatan adalah sebuah perwujudan
Kasih sayang yang terlewatkan
Cinta yang tak terungkapkan

Persahabatan. . .
Selalu berbuah kebahagiaan
Karena persahabatan takkan hilang termakan zaman

Kau adalah sahabatku teman pelipur laraku
Bersamamu aku bisa ber bagi cerita indah
Cerita tentang kegagalanku
Dan dengan mu pula aku bisa tuangkan segala keluh kesahku

Sahabat…
Saat kau sedih aku menangis
Saat kau terluka hatiku tercabik
Saat kau gundah aku selalu resah

Sahabat. . .
Jangan kau anggap aku orang lain
Aku adalah dirimu
Aku adalah saudaramu
Aku siap korban kan jiwaku agar kekal persahabatan kita

Teman itu seperti bintang
Tak selalu nampak
Tapi selalu ada dihati…

Sahabat akan selalu menghampiri ketika seluruh dunia menjauh
Karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata
Saat tangan terluka, mata menangis
Saat mata menangis, tangan menghapusnya

Kuatkah aku menjalani ini.?
Kebersamaan kita memang indah
Bahkan terasa sangat manis


Kau teman berbagiku
Kau tempat ku curahkan resah dan gelisahku
Bercanda dan tertawa bersama
Menghangatkan tubuh dan jiwaku

Tapi. . .
Dalam tawa itu aku menjerit
Dalam kehangatan dekapanmu aku menggigil

Kau teman terbaikku
Tapi bukan pemilik cintaku

Ternyata Kesyirikan Di Zaman Kita Lebih Parah

Para pembaca yang budiman, diantara musibah besar yang menimpa kaum muslimin dewasa ini adalah mengabaikan terhadap urusan agama dan sibuk dengan urusan dunia. Oleh karena itu banyak diantara mereka yang terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan Alloh karena sedikitnya pemahaman tentang permasalahan-permasalahan agama. Dan jurang terdalam yang mereka masuki yaitu lembah hitam kesyirikan.
Perbuatan dosa yang paling besar inipun begitu samar bagi kebanyakan manusia karena kejahilan mereka dan rajinnya setan dalam meyesatkan manusia sebagaimana yang dikisahkan Alloh tentang sumpah iblis, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus," (Al-A'rof : 16). Bahkan kesyirikan hasil tipu daya iblis yang terjadi pada masa kita sekarang ini lebih parah daripada kesyirikan yang terjadi pada zaman Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam..!! Kenapa bisa demikian?

Kemusyrikan jaman dahulu hanya di waktu lapang

Sesungguhnya orang-orang musyrik pada zaman Rosululloh melakukan kesyirikan hanya ketika dalam keadaan lapang saja. Namun tatkala mereka dalam keadaan sempit, terjepit, susah dan ketakutan mereka kembali mentauhidkan Alloh, hanya berdo'a kepada Alloh saja dan melupakan segala sesembahan selain Alloh. Hal ini sebagaimana dikabarkan oleh Alloh tentang keadaan mereka, " Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih."(Al-Isra' : 67). "Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Alloh) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Alloh untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka." (Az-Zumar : 8).

Itulah keadaan musyrikin zaman dahulu, lalu bagaimana keadaan musyrikin pada zaman kita ini? Ternyata sama saja bagi orang-orang musyrik zaman kita ini, baik dalam waktu lapang ataupun sempit, tetap saja mereka menjadikan bagi Alloh sekutu. Tatkala punya hajatan (misalnya pernikahan, membangun rumah ataupun yang lainnya) mereka memberikan sesajen ke tempat-tempat yang dianggap keramat. Tatkala suatu ketika terkena musibah, mereka beranggapan bahwa mereka telah kuwalat terhadap Eyang mbaurekso (jin penunggu) kampungnya kemudian meminta ampun dan berdoa kepadanya agar menghilangkan musibah itu atau pergi ke dukun untuk menghilangkannya. Ini adalah bentuk kesyirikan kepada Alloh yang amat nyata. Alloh berfirman, "Hanya bagi Alloh-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan sesuatu yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka."(Ar-Ro'du : 14)

Sesembahan musyrikin dulu lebih mending solehnya.

Orang-orang musyrik pada zaman Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam menjadikan sekutu bagi Alloh dari dua kelompok, yang pertama adalah hamba-hamba Alloh yang sholeh, baik dari kalangan para nabi, malaikat ataupun wali. Dan yang kedua adalah seperti pohon, batu dan lainnya. Lalu bagaimana keadaan orang-orang musyrik zaman kita? Saking parahnya keadaan mereka, orang-orang yang telah mereka kenal sebagai orang suka berbuat maksiatpun mereka sembah dan diharapkan berkahnya. Lihat betapa banyak orang yang berbondong-bondong ngalap berkah ke makam Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan di Gunung Kemukus, Sragen. Diceritakan bahwa mereka berdua adalah seorang anak dan ibu tiri (permaisuri raja) dari kerajaan Majapahit yang berselingkuh, kemudian mereka diusir dari kerajaan dan menetap di Gunung Kemukus hingga meninggal. Konon sebelum meninggal Pangeran Samudro berpesan bahwa keinginan peziarah dapat terkabul jika melakukan seperti apa yang ia lakukan bersama ibu tirinya. Sehingga sebagai syarat “mujarab” untuk mendapat berkah di sana, harus dengan berselingkuh dulu..!! Allohu Akbar

Musyrikin jaman dahulu tidak menyekutukan Alloh dalam Rububiyah-Nya

Tauhid rububiyah adalah mengikrarkan bahwa Allohlah satu-satunya pencipta segala sesuatu, yang memberikan rizki, yang menghidupkan dan mematikan serta hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Ini semua diakui oleh orang-orang musyrik zaman dahulu. Dalilnya adalah firman Alloh, " Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Alloh", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Alloh )?."(Az-Zukhruf : 87). Juga firman-Nya, "Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Alloh." Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"(Yunus : 31).

Akan tetapi titik penyimpangan mereka yaitu kesyirikan dalam tauhid uluhiyah (mengikrarkan bahwa hanya Alloh sajalah yang berhak ditujukan kepada-Nya segala bentuk ibadah, seperti do'a, nadzar, menyembelih kurban dan lain-lain). Inilah yang diingkari oleh musyrikin zaman dulu. Mereka berdoa kepada patung atau penghuni kubur bukan dengan keyakinan bahwa patung itu bisa mengabulkan do'a mereka atau punya kekuasaan untuk mendatangkan keburukan, namun yang mereka maksudkan hanyalah supaya patung (sebagai perwujudan dari orang sholeh) atau penghuni kubur itu dapat menyampaikan do'a mereka kepada Alloh. Mereka berkeyakinan bahwa orang sholeh itu yang telah diwujudkan/dilambangkan dalam bentuk gambar/patung tersebut mempunyai kedudukan mulia di sisi Alloh. Sementara mereka merasa banyak berbuat dosa dan maksiat, sehingga tidak pantas meminta langsung kepada Alloh, tetapi harus melalui perantara. Inilah yang mereka kenal dengan meminta syafa'at pada sesembahan Mereka (orang-orang musyrik) mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat- dekatnya."(Az-Zumar : 3).

Lalu bagaimana keadaan musyrikin sekarang ini? Diantara mereka ada yang berkeyakinan bahwa yang memberikan jatah ikan bagi nelayan, yang mengatur ombak laut selatan adalah Nyi Roro Kidul. Sungguh tidak seorangpun dapat menciptakan seekor ikan kecilpun, ini adalah hak khusus Alloh dalam rububiyah-Nya, tetapi mereka menisbatkannya kepada Nyi Roro Kidul. Allohu akbar, betapa keterlaluan dan lancangnya terhadap Pencipta alam semesta!!! Sehingga tidaklah heran pula jika banyak diantara masyarakat yang takut memakai baju hijau tatkala berada di pantai selatan, karena khawatir ditelan ombak yang telah diatur oleh Nyi Roro Kidul.

Lihatlah, betapa orang-orang musyrik zaman dahulu lebih berakal daripada orang-orang musyrik sekararang ini. Karena maraknya bentuk-bentuk kesyirikan dan samarnya hal tersebut sudah seharusnya setiap kita untuk mempelajari ilmu tauhid agar dapat menghindarkan diri sejauh-jauhnya dari segala macam bentuk kesyirikan. Sungguh betapa jahilnya orang yang mengatakan “Untuk apa belajar tauhid sekarang ini?”. Akhirnya kita memohon kepada Alloh agar memberikan kepada kita taufik dan menjauhkan diri kita dari berbagai macam bentuk kesyirikan yang merupakan sebab kehancuran di dunia maupun di akhirat. Wallohu A'lam. (Ibnu 'Ali Al-Barepany).